Metode UX Research: Jenis, Fungsi, dan Tools
Alfi Istiqomah
Social Media Specialist![Metode UX Research: Jenis, Fungsi, dan Tools](https://assets.skilvul.com/blog/metode-ux-research-jenis-fungsi-dan-tools-details-1735799306746.png)
UX Researcher memanfaatkan berbagai metode untuk memahami pengguna dan merancang pengalaman digital yang memuaskan.
Mirip dengan peran detektif yang mencari petunjuk, seorang UX Researcher menggunakan berbagai metode ux research untuk mengungkap kebutuhan, perilaku, dan motivasi pengguna.
Lalu metode apa saja yang dapat digunakan dalam proses UX Research? Tools apa saja yang digunakan? Serta bagaimana menentukan metode UX Research yang tepat? Agar mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, yuk simak artikel berikut yaa!
Pengertian Metode UX Research
Metode UX Research adalah alat dan pendekatan yang digunakan oleh seorang UX Researcher untuk memahami kebutuhan pengguna dan mengembangkan produk yang sesuai. Sebelum memulai proses metode UX Research, bagian terpenting bagi UX Researcher adalah memilih metode dalam ui ux yang tepat untuk memastikan efektivitas dan ketepatan riset dalam menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Metode Attitudinal Research
Attitudinal Research adalah metode penelitian dalam UX Research yang berfokus pada pemahaman sikap, cara pandang, dan opini pengguna terhadap suatu produk. Metode Attitudinal Research membantu UX Researcher untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana pengguna merasakan, berpikir, dan menilai produk yang mereka gunakan. Attitudinal Research dapat dilakukan melalui pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif.
Pengumpulan Data Kualitatif Pada Metode Attitudinal Research
Pengumpulan data kualitatif merupakan metode UX Researcher untuk memahami pengguna secara mendalam melalui metode Focus Group Discussion (FGD), In-Depth Interview, dan Card Sorting. Setelah data kualitatif dikumpulkan, data tersebut harus dianalisis untuk menemukan makna dan pola agar memperoleh wawasan berharga dalam menciptakan produk serta meningkatkan pengalaman pengguan yang lebih baik.
1) Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion dalam UX Researcher adalah sebuah metode ux research yang mengumpulkan sekelompok kecil orang untuk menjawab pertanyaan dalam suasana yang dimoderatori. Sekelompok orang tersebut dipilih berdasarkan karakteristik demografis yang telah ditentukan sebelumnya, dan pertanyaan dirancang untuk mendapatkan jawaban terkait topik tertentu.
Focus Group Discussion dalam metode UX Research ini dapat membantu menilai kebutuhan pengguna baik sebelum UI Design dibuat maupun setelah desain telah diimplementasikan. Focus Group Discussion (FGD) sering kali memunculkan reaksi dan ide spontan dari pengguna, serta memungkinkan seorang UX Researcher untuk mengamati dinamika permasalahan pengguna.
Keterbatasan Metode Focus Group Discussion (FGD)
Keterbatasan pada metode Focus Group Discussion dalam UX Researcher adalah memungkinkan potensi bias yang tinggi dari moderator ataupun peserta diskusi, kurang cocok untuk membahas topik yang terlalu pribadi dan sensitif dalam lingkup kelompok. Selain itu, Focus Group Discussion (FGD) dalam metode UX Research lebih terfokus pada diskusi kelompok, sehingga pemahaman terhadap pengalaman individu mungkin terbatas.
2) In-Depth Interview
In-Depth Interview dalam UX Researcher adalah metode UX Research di mana researcher bertemu dengan peserta secara 1-on-1 untuk mendiskusikan secara mendalam terkait topik tertentu. Peserta dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
In-Depth Interview dapat berguna untuk mengungkap persepsi pengguna, permasalahan yang dihadapi, saran perbaikan, motivasi, dan perilaku pengguna. In-Depth Interview dapat dilakukan dalam berbagai situasi, seperti sebelum peluncuran produk, setelah usability testing, atau untuk mengevaluasi sebuah produk.
Keterbatasan Metode In-Depth Interview
In-Depth Interview dalam UX Researcher adalah sebuah metode UX Research yang biasanya melibatkan jumlah peserta yang terbatas. Hal ini membuat hasilnya sulit digeneralisasikan ke populasi pengguna yang lebih luas. Keterampilan pewawancara dalam memandu diskusi, menggali informasi, dan menciptakan suasana yang nyaman sangat memengaruhi kualitas data yang diperoleh. Peserta mungkin tidak selalu mengingat dengan akurat pengalaman atau perasaannya di masa lalu.
3) Card Sorting
Metode Card Sorting dalam UX Researcher adalah yang digunakan untuk memahami bagaimana pengguna mengkategorikan informasi. Dalam metode ux research ini, peserta diberikan kartu-kartu yang berisi label atau konsep, dan diminta untuk mengelompokkannya berdasarkan logika mereka sendiri. UX Researcher kemudian menganalisis pengelompokan ini untuk mengidentifikasi pola dan wawasan tentang bagaimana pengguna memandang informasi.
Card Sorting merupakan contoh user research yang dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang desain antarmuka pengguna. Memahami bagaimana pengguna mengelompokkan informasi dapat membantu dalam merancang struktur navigasi yang intuitif dan mudah digunakan.
Keterbatasan Metode Card Sorting
Metode Card Sorting dalam UX Researcher adalah sebuah metode UX Research yang memiliki beberapa kekurangan seperti Hasil Card Sorting dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman individu peserta. Analisis hasil Card Sorting dalam metode UX Research dapat menjadi subjektif dan membutuhkan interpretasi dari peneliti.
Pengumpulan Data Kuantitatif Pada Metode Attitudinal Research
Pengumpulan data kuantitatif dalam Attitudinal Research adalah proses mengumpulkan data terukur dan terstruktur tentang sikap, cara pandang, dan opini pengguna terhadap suatu produk. Data ini dikumpulkan melalui metode terstruktur, seperti survei dan analisis data penggunaan. Setelah data kuantitatif terkumpul, data tersebut harus di analisis secara statistik untuk menghasilkan data yang sifatnya lebih objektif.
1) Survei
Metode survei dalam UX Researcher adalah teknik pengumpulan data yang melibatkan pemberian pertanyaan kepada sekelompok orang (responden) untuk mendapatkan informasi tentang topik tertentu. Contoh pertanyaan user research dalam survei dapat berupa pilihan ganda, skala Likert, pertanyaan terbuka, dan lainnya. Data yang dikumpulkan dari survei merupakan contoh user research yang kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan tren.
Keterbatasan Metode Survei
Metode survei memiliki beberapa kekurangan seperti tingkat respons rendah karena tidak semua orang yang diundang untuk mengikuti survei akan berpartisipasi, yang dapat menyebabkan bias dalam data. Selain itu, ada kemungkinan responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan, terutama jika pertanyaan tersebut bersifat sensitif. Serta contoh pertanyaan user research yang tidak dirancang dengan baik dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran data.
Tools untuk Membantu Metode Attitudinal Research
Ada banyak tools yang tersedia untuk membantu peneliti melakukan Attitudinal Research. Beberapa tools yang populer untuk membantu metode UX Research antara lain:
SurveyMonkey : Platform survei online yang memungkinkan kamu dapat membuat dan mengirimkan survei dengan mudah.
Qualtrics : Platform survei online yang menawarkan berbagai fitur canggih, seperti logika lompatan dan analisis data.
Hotjar : Platform analisis perilaku pengguna yang memungkinkan kamu bisa merekam sesi pengguna dan melacak pergerakan mouse mereka.
Brand24 : Platform pemantauan media sosial yang memungkinkan kamu melacak apa yang dikatakan orang tentang produk di media sosial.
Metode Behavioral Research
Behavioral Research dalam UX Researcher adalah metode penelitian dalam UX Research yang berfokus pada pemahaman perilaku pengguna. Metode Behavioral Research adalah salah satu contoh user research yang bertujuan untuk mengungkap bagaimana pengguna berperilaku dalam situasi tertentu, mengapa mereka berperilaku demikian, dan faktor-faktor apa yang memengaruhi perilaku mereka. Behavioral Research dapat dilakukan melalui pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif.
Pengumpulan Data Kualitatif Pada Metode Behavioral Research
Pengumpulan Data Kualitatif Pada Metode Behavioral Research dapat membantu menemukan pola dan tren dalam perilaku yang mungkin tidak terlihat dalam data kuantitatif. Data kualitatif memungkinkan peneliti perilaku untuk memahami individu pada tingkat yang lebih pribadi. Pengumpulan data kualitatif harus dikombinasikan dengan pengumpulan data kuantitatif untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang perilaku manusia.
1) Usability Testing
Usability Testing adalah metode UX Research yang berfokus pada mengevaluasi seberapa mudah pengguna dapat menggunakan produk. Pengujian ini dilakukan dengan mengobservasi pengguna saat mereka menyelesaikan tugas tertentu dengan produk. Data yang dikumpulkan dari pengujian usability merupakan contoh user research yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi area di mana produk dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kegunaan dan kepuasan pengguna.
Keterbatasan Metode Usability Testing
Pengujian Usability memiliki beberapa kekurangan, seperti Data pengujian usability bisa kompleks untuk dianalisis dan diinterpretasikan. Hasil pengujian usability mungkin tidak selalu dapat digeneralisasikan ke populasi pengguna yang lebih luas.
Pengumpulan Data Kuantitatif Pada Metode Behavioral Research
Pengumpulan data kuantitatif dalam Behavioral Research adalah proses mengumpulkan data terukur dan terstruktur tentang perilaku manusia. Data ini dikumpulkan melalui metode terstruktur, seperti survei, eksperimen, dan pengamatan. Data kuantitatif memungkinkan peneliti perilaku untuk mengukur secara objektif bagaimana orang berperilaku dalam situasi tertentu.
1) A/B Testing
A/B Testing adalah metode penelitian UX yang membandingkan dua versi desain untuk melihat mana yang lebih efektif dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam A/B Testing, dua kelompok pengguna secara acak ditampilkan versi desain yang berbeda, dan performa mereka dibandingkan. Versi desain yang menghasilkan performa yang lebih baik dianggap sebagai pemenang.
Keterbatasan Metode A/B Testing
A/B Testing merupakan contoh user research yang memiliki beberapa kekurangan, seperti A/B Testing membutuhkan traffic yang cukup untuk menghasilkan data yang signifikan. A/B Testing bisa memakan waktu untuk mendapatkan hasil yang signifikan, terutama jika perbedaan performa antara dua versi desain kecil. Hasil A/B Testing bisa sulit untuk diinterpretasikan jika ada faktor lain yang dapat memengaruhi performa, seperti waktu dalam setahun atau kampanye pemasaran.
Tools untuk Membantu Metode Behavioral Research
Ada banyak tools yang tersedia untuk membantu UX Researcher melakukan Behavioral Research. Beberapa tools yang populer untuk membantu metode UX Research antara lain:
Optimizely : Melakukan A/B Testing untuk berbagai elemen website, seperti tombol CTA, gambar, judul halaman, dan teks.
UserTesting : Melakukan pengujian usability jarak jauh dengan merekam sesi pengguna saat mereka menyelesaikan tugas.
EyeTribe : Melacak pergerakan mata pengguna untuk melihat elemen mana yang mereka perhatikan dan berapa lama mereka melihatnya.
MixPanel : Melacak perilaku pengguna di website dan aplikasi mobile untuk membantu Anda mengoptimalkan A/B Testing Anda.
Kesimpulan
Sebelum melangkah lebih jauh untuk dapat memulai karier sebagai seorang UX Researcher, penting untuk membekali diri dengan pengetahuan dasar tentang UX Research. Mempelajari metode dalam ui ux dan contoh UX Research adalah kunci untuk memahami bagaimana para UX Researcher bekerja.
Ingin belajar lebih dalam tentang berbagai metode UX Research?
Jangan khawatir! Skilvul hadir dengan solusi untuk membantumu memulai langkah awal dalam karier sebagai UX Researcher melalui program Mini Bootcamp Kickstarter: Intro to UX Research . Dapatkan wawasan dan keterampilan dasar seputar dunia UX Research langsung dari para praktisi berpengalaman.
Yuk, ambil kelasnya sekarang untuk mendapatkan beragam benefit mulai dari 6x Live Class, Akses Materi Selamanya, Grup Exclusive UI/UX Club, Portfolio UX Research, Sertifikat, 1-on-1 Feedback Mentoring untuk meningkatkan karier profesionalmu!
Temukan Topik Menarik Lainnya dari Skilvul
![](/static/blog/cta.webp)