Improvisasi Aplikasi Campaign dengan Fitur Gamifikasi untuk Meningkatkan Retensi dan Engagement User.

Deskripsi

Bermula dari Tim Campaign yang memiliki kesulitan dalam membuat user atau supporter rutin mengikuti challenges di dalam Campaign. Challenges ini merupakan challenges yang bersifat harian (daily challenges), sehingga agar pihak organizer dapat membuka donasi, supporter harus menyelesaikan daily challenges tersebut. Untuk memecahkan masalah ini, kelompok kami menggunakan metode secondary research yaitu dengan membandingkan Campaign dengan kompetitor sejenis berdasarkan fitur-fitur yang dimiliki. Sebagian data seperti user persona kami dapatkan dari tim Campaign dan menjadi bahan analisa kami untuk menemukan problem statementnya. Kami menggunakan pendekatan design thinking untuk memecahkan masalah dan mencapai goals, terdiri dari 5 tahapan diantaranya: emphatyze, define, ideate, prototype dan test. Pada tahap emphatyze kami membandingkan campaign dengan kompetitor sejenis, menganalisa berdasarkan fitur-fitur yang dimiliki. Di tahap ini kami memiliki user persona yaitu Amanda yang merupakan seorang mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan sosial dan juga aktif di media sosial. Amanda ingin dapat mengikuti aksi sosial secara fleksibel dan dapat menambah relasi. Kemudian di tahap kedua, yaitu define, kami mencoba mengidentifikasi masalah yang dihadapi user untuk melakukan aksi sosial yang kami tuangkan ke dalam pain points. Kemudian pain points tersebut kami rumuskan ke dalam pertanyaan How Might We untuk memunculkan solusi ide. Kemudian masuk ke tahap ideate, kami melakukan brainstorming ide solusi untuk menghasilkan ide terbaik yang disusun berdasakan How Might We “Bagaimana kita menjaga konsistensi user dalam melakukan challenge dengan gamifikasi”. Ide-ide tersebut kami kelompokkan ke dalam 3 aspek yang disebut dengan Affinity Diagram, diantaranya: Gamifikasi, Personalisasi, dan Fungsionalitas. Setelah mengkategorikannya, kami mengurutkannya berdasarkan prioritas. Kemudian kami membuat ide fitur dengan sketsa yang disebut dengan crazy 8, di tahap ini kami melakukan voting sketsa untuk mengambil ide-ide fitur terbaik yang nantinya akan di implementasikan ke dalam UI Design kami. Sebelum pengimplementasian ide, kami membuat flow untuk masing-masing fitur. Flow ini bertujuan untuk memperjelas langkah-langkah user dalam mengoperasikan masing-masing fitur. Fitur-fitur tersebut diantaranya: Check leaderboard, Add friends, Daily Login Points, dan Tukar Poin. Masuk ke tahap ke 4 yaitu Prototype, dimana kami akan mulai mengimplementasikan ide desain kami dengan membuat wireframe (low fidelity), UI style guide, dan UI Design (high-fidelity) yang nantinya akan menjadi bahan untuk tahapan testing. Di tahap testing, kami melakukan wawancara dengan responden. Sebelumnya kami menentukan kriteria responden dan membuat janji terlebih dahulu, kami juga mempersiapkan terlebih dahulu peralatan untuk wawancara, beserta list pertanyaan yang akan diajukan. Kami juga menentukan metric apa yang akan digunakan sebagai alat penilaian UI design kami. Selama berlangsungnya wawancara, responden menjawab segala pertanyaan yang kami ajukan dan memberikan kami feedback sebagai bahan untuk perbaikan UI kami. Setelah dilakukannya wawancara kami meminta responden untuk memberikan nilai berdasarkan Single Ease Question dengan skala 1-7, dan kami mendapatkan nilai 6 dari 7 yang berarti UI kami lolos uji test, sehingga goals untuk meningkatkan retensi dan engagement user berpotensi tercapai. Melalui pengerjaan tugas akhir ini saya dapat menyimpulkan bahwa penting untuk melakukan berbagai metode riset agar data yang didapat lebih valid. Saya harap dikemudian hari saya dapat melakukan riset dari awal, wawancara langsung dengan beberapa user.