Laman Beranda dan Form Peminjaman Modal CROWDE

Deskripsi

Keberadaan CROWDE sebagai platform permodalan online tentunya sangat membantu untuk petani. Namun, orang-orang ternyata lebih mengenal CROWDE sebagai GARAP, padahal GARAP cuma salah satu program yang diluncurkan oleh CROWDE untuk membantu petani dengan opsi pengembalian modal menggunakan hasil panen. Lebih lanjut lagi, belum banyak yang tau kalau CROWDE juga terbuka untuk toko tani dan petani modern yang butuh tambahan modal, dan nggak hanya diperuntukan untuk petani tradisional aja. Bisa dibilang bahwa informasi mengenai CROWDE belum jelas terlihat nih, terutama dari website yang menjadi sumber informasi utamanya. Melihat permasalahan yang dihadapi oleh CROWDE ini, project challenge ini kemudian difokuskan untuk mencari solusi dari poin-poin sebagai berikut: (1) Target market yang hanya mencangkup petani tradisional dan belum banyak merangkul toko tani dan petani modern; (2) Kurangnya informasi mendetail mengenai CROWDE; (3) Form pengajuan pinjaman yang masih menggunakan Google Form dan menggunakan GARAP sebagai banner utamanya. Tentunya aku nggak kerja sendirian, karena di challenge ini aku berkesempatan untuk bekerja sama dengan dua teman sekelompok aku! Ada ka Christine dan ka Dini yang selalu siap sedia untuk berdiskusi mengenai project ini. Selama pengerjaan projectnya, ada ka Dini yang menghandle desain bagian login, copywriting homepage, dan mencari responden untuk user testing dari desain yang sudah dibuat. Lalu, ka Christine yang siap mengatur keseluruhan desain user interface sampai ke button terkecil dan menjadi notulen selama user testing. Kemudian aku yang menghandle tampilan flow awal peminjaman dan menjadi moderator selama user testing. Dalam pengerjaannya, kelompok kita memilih Design Thinking sebagai pendekatan yang dipilih untuk menyelesaikan challenge ini. Design Thinking itu sendiri dapat diartikan sebagai pendekatan user-centric yang mencari inovasi solutif yang berbeda dan memiliki keunggulan kompetitif, yang terbagi menjadi 6 fase berbeda: empathize, define, ideate, prototype, test, implement. Tetapi kita cuma melakukan sampai tahap ke-5 karena keterbatasan waktu. Selama challenge berlangsung, proses pengerjaannya berjalan dengan lancar. Dengan tahapan desain proses yang dilaksanakan dengan seksama dan berbagai ide menarik dari anggota kelompok, membuat hasil dari project ini cukup memuaskan. Terlebih ketika responden bahkan memberikan nilai hampir sempurna untuk desain yang kita buat. Melihat dari masukkan yang diberikan responden, prototype yang telah dibuat tentu perlu disempurnakan kembali. Tidak banyak memang, tetapi masukkan yang diberikan cukup krusial karena berupa detail saat pendaftaran. Kemudian, waktu yang terbatas membuat prototype yang kita berikan ke responden belum sepenuhnya responsif, karena masih menggunakan data yang auto-fill, sehingga responden perlu diberikan penjelasan terlebih dahulu. Kedepannya bisa digunakan dummy yang cukup responsif, seperti bagaimana jika responden bisa mengisi dengan data mereka sendiri untuk memberikan user experience yang lebih real dan jelas. Terakhir, perlunya dibuat tampilan versi mobile juga. Hal ini untuk mengakomodasi user yang menggunakan mobile, seperti kedua responden kita yang menggunakan handphone dan bukan laptop.