Jumat, 24 September 2021

Mengenal Design Thinking

Cindy Paskalina
Writer
Bagikan
Mengenal Design Thinking

Design thinking adalah sebuah disiplin yang digunakan untuk menghasilkan inovasi dan solusi berarti untuk menyelesaikan sebuah masalah melalui prinsip yang berfokus pada pengguna atau user-centered. Walaupun tidak eksklusif pada dunia desain, disiplin telah menjadi pedoman dasar pembentukan sebuah proyek digital. Berikut adalah lima tahap yang harus dilalui serta penjelasan lengkapnya.

1. Empathize atau Berempati

Tahap pertama dalam setiap proyek design thinking adalah berempati dengan masalah yang akan muncul secara tersirat melalui user research. Pada tahap ini, tim akan membantu para calon pengguna mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang dapat diselesaikan melalui sebuah produk digital. Tim diharapkan dapat mengganti persepsi dari sebagai anggota yang mengembangkan produk digital menjadi salah satu pengguna yang ingin dibantu. Saat melakukan wawancara atau pengamatan, tim harus bisa mengeliminasi asumsi yang dimiliki sebelumnya dan terbuka dengan segala hal baru yang muncul di hadapan mereka.

2. Define atau menentukan

Informasi dan pengamatan yang dilakukan pada tahap sebelumnya dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan inti masalah yang dihadapi. Untuk mempermudah proses tahap-tahap setelahnya, tim akan diminta untuk menciptakan problem statement atau pernyataan masalah yang dapat merepresentasikan hasil tahap ini serta menjadi landasan untuk tahapan selanjutnya.

3. Ideate atau pembuatan ide

Bergerak dari problem statement, tim membentuk ide-ide yang dapat dijadikan sebagai solusi permasalahannya. Proses biasanya dilakukan dengan brainstorming atau diskusi untuk mengeluarkan ide kreatif dari masing-masing anggota. Biarkan ide mengalir tanpa penilaian. Jika waktu dan sumber dayanya memungkinkan, tim biasanya akan menuliskan ide sebanyak mungkin, terlepas dari kelayakan atau kerealistisan idenya. Di akhir tahap ini, tim akan melakukan pemisahan, pengeleminasian dan penggabungan ide untuk menentukan beberapa ide akhir yang dianggap paling sesuai untuk dapat menyelesaikan masalah.

4. Prototype

Pada tahap ini, tim akan menghasilkan low-fidelity prototype atau versi sampel produk akhir dari seluruh ide yang berhasil maju dari tahap sebelumnya. Awalnya tim akan meningkatkan setiap ide yang ada dengan memberikan detail yang tidak terpikirkan sebelumnya. Lalu setelah memeriksa kembali kelayakan tiap-tiap ide tersebut, tim akan kembali mengeliminasi ide yang kurang sesuai sehingga tersisa ide akhir yang akan dibawa ke tahap selanjutnya.

Pembuatan prototipe sangat penting demi memastikan bahwa karakteristik desain yang mereka pikirkan sudah sesuai dengan tujuan pengembangan produk digital. Tim harus memastikan bahwa prototype dapat secara realistis mencerminkan fitur-fitur produk sehingga permasalahan yang mungkin muncul dapat teridentifikasi lebih awal. Perbaikan tahap ini membutuhkan lebih sedikit biaya dibandingkan di tahap selanjutnya.

5. Test atau pengujian

Tim akan menguji prototipe yang dibuat pada tahap sebelumnya untuk melihat seberapa baik mereka mengatasi masalah yang diidentifikasi selama tahap satu dan dua. Tahap ini akan dilakukan berkali-kali dan hasil yang ditemukan akan digunakan untuk membuat perubahan dan penyempurnaan. Pada kasus-kasus tertentu, tim mungkin saja mendefinisikan kembali masalah yang tersembunyi dan hanya muncul saat tahap ini. Tahap ini akan terus dilakukan sampai tim mendapatkan hasil atau produk digital yang sudah sesuai dengan tujuan pengembangan.

Bagikan

Temukan Topik Menarik Lainnya dari Skilvul

Jadilah Inspirasi dan BerikanDampak Positif Bersama Skilvul!