Industri Teknologi Indonesia dalam 5 Tahun kedepan
Agus Cahyono
WriterPerkembangan teknologi dan arah transformasi digital di Indonesia semakin hari semakin meningkat, hampir di setiap aspek kehidupan sudah tersentuh oleh teknologi, pun dengan perusahaan, saat ini adopsi teknologi sudah menjadi hal lumrah bagi perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Berbagai macam bisnis yang dijalankan saat ini sepatutnya sudah mengarah ke aspek digital. Hal ini juga didukung oleh pemerintah Indonesia, sebagaimana diketahui, pemerintah telah menyusun arah transformasi digital 2024 dimana pertumbuhan ekonomi digital harus mencapai 3,17% sampai 4,66%. Berdasarkan rancangan teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Bappenas menyebutkan bahwa setelah gerakan Making Indonesia 4.0. Pemerintah akan memanfaatkan ekonomi digital untuk meningkatkan efisiensi hulu-hilir serta memberi kontribusi nilai tambah industri pengolahan secara agresif pada perekonomian.
Pada awal tahun 2021 Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam lima tahun terakhir. Tetapi pertumbuhan industri e-commerce, fintech, dan industri teknologi lainnya justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi tanah air. Potensi industri berbasis digital seperti e-commerce, fintech, dan lainnya di Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Ernst & Young, melakukan analisis dan menemukan data bahwa pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun meningkat 40 persen. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia.
World Economic Forum menyebutkan dalam sebuah laporannya bahwa dalam dua tahun terakhir telah terlihat percepatan yang jelas dalam adopsi teknologi baru pada perusahaan. Teknologi yang kemungkinan diadopsi oleh perusahaan pada tahun 2025 diantaranya Cloud Computing, Big Data, dan e-commerce tetap menjadi prioritas tinggi, mengikuti tren yang ditetapkan pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, ada juga peningkatan signifikan dalam minat enkripsi, yang mencerminkan kerentanan baru di era digital saat ini, dan peningkatan signifikan dalam jumlah perusahaan yang mengharapkan untuk mengadopsi kecerdasan buatan yang diharapkan dapat menjadi andalan dalam menjalankan bisnisnya. Adopsi teknologi baru ini diatur untuk mendorong pertumbuhan masa depan di seluruh industri, serta untuk meningkatkan permintaan akan peran pekerjaan dan keahlian baru. Namun, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa adopsi teknologi akan berdampak pada peran pekerja dengan memindahkan beberapa tugas yang dilakukan oleh manusia ke dalam bidang pekerjaan yang dilakukan secara digital atau komputerisasi.
Melanjutkan dalam laporannya, World Economic menyebutkan, pengusaha memperkirakan bahwa pada tahun 2025, peran yang semakin berlebihan akan menurun dari 15,4% dari angkatan kerja menjadi 9% (penurunan 6,4%), dan bahwa profesi yang muncul akan tumbuh dari 7,8% menjadi 13,5% (pertumbuhan 5,7%) dari total basis karyawan responden perusahaan. Berdasarkan angka-angka ini, WEC memperkirakan bahwa pada tahun 2025, 85 juta pekerjaan mungkin tergeser oleh pergeseran pembagian kerja antara manusia dan mesin, sementara 97 juta peran baru mungkin muncul yang lebih disesuaikan dengan pembagian kerja baru antara manusia, mesin dan yang berbasis algoritma komputer. Selain itu, World Economic Forum juga mengungkapkan kesamaan di seluruh industri ketika melihat peran pekerjaan yang semakin strategis dan semakin berlebihan. Mirip dengan survei yang dilakukan pada tahun 2018, posisi terdepan dalam permintaan yang meningkat adalah peran seperti Data Analyst & Scientist, AI Specialist, Machine Learning, Robotic Engineer, software & Application Developer, serta Transformasi Digital Specialist. Namun, peran pekerjaan seperti Process Automation Specialists, Information Security Analysts dan Internet of Things Specialists baru muncul di antara kelompok peran yang melihat meningkatnya permintaan dari pemberi kerja. Munculnya peran-peran tersebut mencerminkan percepatan otomatisasi serta kebangkitan risiko keamanan digital.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini, ini waktunya untuk kita sebagai calon pekerja di masa depan mulai mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan meningkatkan keterampilan-keterampilan digital yang tentunya akan sangat dibutuhkan oleh perusahaan seiring dengan perkembangan teknologi dan adopsi digitalisasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.