Senin, 23 Agustus 2021

Cerita Lulusan Techmuda IT Bootcamp: Dari Barista jadi UI/UX Designer

Cindy Paskalina
Writer
Bagikan
Cerita Lulusan Techmuda IT Bootcamp: Dari Barista jadi UI/UX Designer

Upacara penutupan pada awal Mei lalu menandai akhir program Techmuda IT Bootcamp yang diselenggarakan oleh Plan Internasional bersama dengan Skilvul. 30 peserta yang terbagi dalam dua fokus pembelajaran yang berbeda –UI/UX Design dan Front-end Web Development– telah lulus sebagai generasi siap kerja yang kini diharapkan dapat terjun ke industri Teknologi Informasi.

Selama sepuluh minggu pelatihan, peserta dilengkapi dengan pengetahuan dasar desain UI/UX, keterampilan penggunaan HTML, CSS, JavaScript, React, Redux, serta kemampuan membuat aplikasi berbasis seluler menggunakan React Native. Dalam kondisi pandemi COVID-19, materi teori dan praktek dibawakan secara virtual melalui penyelesaian proyek dalam tim dan pembelajaran modul belajar mandiri yang dikombinasikan dengan serangkaian lokakarya online (metode pembelajaran campuran).

Tim Skilvul telah bertemu secara online, dengan dua lulusan program Techmuda IT Bootcamp, Marcell Tiara Simandjuntak dan Aminah untuk menanyakan bagaimana program ini mempengaruhi kehidupan kerja mereka setelah tiga bulan penyelesaian pelatihan.

Dari Barista jadi UI/UX Designer

Marcell dulunya adalah seorang barista salah satu kedai kopi di daerah Slipi, Jakarta. Seperti jutaan pekerja lainnya di Indonesia, pandemi membuat dirinya dan rekan partner kerjanya tergantung dalam keadaan yang tidak pasti. Walaupun sempat bekerja bergantian sesuai shift yang ditentukan, enam bulan perjalanannya sebagai barista akhirnya harus berhenti. Ia menghabiskan dua bulan setelahnya dengan meninggalkan puluhan lamaran kerja Sales Promotion Boy di berbagai outlet ritel pakaian. Panggilan wawancara kerja yang tak kunjung datang menggambarkan masa depan yang terlihat samar sampai akhirnya ia mendapatkan tawaran mengikuti program Techmuda IT Bootcamp.

Tidak memiliki latar belakang desain ternyata tidak menjadi hambatan dalam mengikuti program pelatihan ini. “Materi yang disampaikan udah diubah jadi “bahasa manusia”, jadi aku gak susah sih buat ngertinya,” jelas Marcell. Meskipun alat atau software desain seperti Figma adalah hal yang tidak pernah ia dengar sebelumnya, ia merasa sudah mahir menggunakannya setelah beberapa minggu pelatihan. Suasana pembelajaran yang tidak mengintimidasi dan penuh tawa, ia sebut-sebut sebagai alasan mengapa program ini menjadi lingkungan belajar yang sangat kondusif. Setelah sepuluh minggu berlalu, desain UI/UX aplikasi dengan tema ruang belajar akhirnya menjadi bahan portfolio yang ia bisa gunakan untuk melamar kerja.

Dalam hitungan hari, dirinya sudah dihubungi oleh perekrut perusahaan yang bergerak di industri teknologi informasi. Seluruh rangkuman dan catatan yang ia buat selama program Techmuda IT Bootcamp akhirnya dapat diaplikasikan dalam lingkungan kerja sesungguhnya. Walaupun pengetahuan UX Writing dan Wireframing juga membantu ia beradaptasi selama proses magang, Marcell merasa bahwa pemahaman metode design thinking dan prinsip fundamental desainlah yang membantu dirinya menjadi menghasilkan desain yang lebih baik.

Kabar magang Marcell ternyata juga sudah didengar oleh Kak Hafidz Noor Fauzi, salah satu mentor UI/UX di program Techmuda IT Bootcamp. Sedari awal Marcell selalu merasa tidak ada halangan saat berkomunikasi dengan para Mentor. Ketika Kak Hafidz yang tinggal di Yogyakarta berkunjung ke Jakarta, Marcell tentunya tidak melewatkan kesempatan untuk bertemu mentor yang mendampinginya selama kurang lebih tiga bulan. Untuk pertama kalinya, Marcel bisa secara langsung menceritakan perjalan resminya sebagai UI/UX designer muda. Sama seperti ketika mengikuti program, Kak Hafidz dengan semangat memberikan berbagai saran mengenai permasalahan yang dialaminya selama magang. Ketika ditanya mengenai pesan yang ingin diungkapkan kepada para mentor, nada suara Marcell yang terdengar lantang berubah menjadi malu. “Terima kasih” adalah dua kata keluar dari mulutnya. Kata-kata yang singkat tapi tampaknya bisa menjelaskan segalanya.

Masa magangnya kini akan segera berakhir. Ia tahu bahwa ini tidak menandakan akhir melainkan adalah awal perjalanan dirinya menjadi UI/UX designer profesional. “Aku mau magang sebagai UI/UX designer lagi di tempat lain kak ,” jelas Marcell saat ditanya mengenai rencana kedepannya. Ia kini yakin bahwa UI/UX adalah adalah pilihan karir yang ia ingin jalani.

Tidak Ada Batasan Untuk Terus Berkembang

Berbeda dengan Marcell, Aminah merupakan lulusan Teknik Komputer Jaringan dari Sekolah Menengah Jurusan. Sebelum program pelatihan dimulai, Ia sudah mengikuti serangkaian pelatihan coding yang diselenggarakan oleh salah satu kementerian Indonesia. Aminah kini sedang menjalankan program magang sebagai back-end developer di salah satu perguruan tinggi Jakarta selama kurang lebih satu tahun.

Ia mengakui bahwa program Techmuda IT Bootcamp adalah pengalaman yang menantang dan tidak selalu berjalan dengan mulus. Bekerja selama delapan jam sehari dan masuk kantor (WFO) sehari dalam seminggu menjadi tantangan untuk mengatur waktu dan menyeimbangakan prioritas pekerjaannya. Komunikasi antara anggota tim yang memiliki komitemen lain di luar program juga sempat berjalan tidak lancar pada awal perjalanan pelatihan. Terlebih lagi timnya mengalami permasalahan teknis dalam proses pengumpulan dan pengunggahan proyek. “Kita bertiga kerja bareng-bareng menyelesaikan proyek dari senin siang sampai selasa pagi sebelum sahur,” jelas Aminah dengan tawa. “Jadi lemburlah istilahnya.”

Namun, semua kendala serta latar belakangnya yang berkaitan erat dengan IT tidak menghentikan dirinya untuk mempelajari dan menguasai keterampilan baru selama proses pelatihan. Awalnya, Aminah mengaku takut untuk bertanya dengan menggunakkan istilah-istilah baru dan berakhir mengulang rekaman materi yang disediakan setelah pelatihan. Tetapi setelah lambat laun bertemu dengan para mentor pada sesi mentoring Ask Me Anything (AMA), ia kaget dan bersyukur akan sikap terbuka para mentor dalam menjawab segala pertanyaan terkait proyek Ia dan timnya kerjakan.

Dalam wawancara bersama tim Skilvul, Ia juga secara khusus memilih materi Application Programming Interface (API) sebagai salah satu materi yang paling bermanfaat dan menarik untuk dipelajari. Sebelum bergabung dalam program pelatihan, ia mengetahui bahwa perusahaan tempat ia menjalankan magang akan mengalami pembaharuan sistem menggunakan API. Walaupun kini hanya bertugas sebagai koordinator komunikasi, Ia yakin bahwa dirinya siap jika diminta untuk terlibat secara teknis dalam proses transformasi tersebut. Sebagai tambahan, ia juga semakin percaya diri dalam menggunakan CSS dan HTML, bahasa pemrograman utama yang digunakan di tempat magangnya.

Bagikan

Temukan Topik Menarik Lainnya dari Skilvul

Jadilah Inspirasi dan BerikanDampak Positif Bersama Skilvul!