Cara Bangun Portfolio UI/UX Design Pertama
Mia Dewandani
Social Media SpecialistSobat Skilvul, apakah kalian sudah tahu kalau pekerjaan sebagai UI/UX Designer menjadi yang paling dicari saat ini hingga di masa mendatang?
Pada tahun 2020, LinkedIn menyebutkan bahwa UX Design masuk dalam daftar 20 kemampuan yang paling banyak dipelajari selama tahun 2020. Selanjutnya pada tahun 2021, UI Designer konsisten menjadi salah satu pekerjaan yang paling dicari setiap tahunnya. Tentunya dengan ekonomi digital yang semakin berkembang, nantinya profesi sebagai UI/UX Designer akan memiliki peluang yang lebih luas lagi. Tapi, bagaimana ya caranya bersaing di tengah persaingan yang semakin kompetitif? Jawabannya, mulai bangun portfolio kamu. Mau tahu bagaimana caranya membangun portfolio UI/UX Design pertama kamu? Yuk, cari jawabannya di artikel ini.
1. Gali Potensi dengan Mempelajari UI/UX Design
Langkah pertama untuk membangun portfolio kamu sebagai seorang UI/UX Designer adalah mempelajari ilmu-ilmu terkait UI/UX Design. Saat ini, sudah banyak berbagai cara dan sumber yang bisa kamu temukan untuk mempelajari ilmu UI/UX Design. Mulai dari video-video di Youtube, kursus singkat gratis maupun berbayar, hingga bootcamp intensif yang tidak hanya memberikan ilmu tapi juga proyek akhir yang bisa berguna untuk membangun portfolio pertama kamu.
2. Tunjukkan Hasil Proyek UI/UX Design yang Terbaik dan Unik
Dalam portfolio tentunya kamu harus menampilkan hasil karya terbaik, tapi selain itu juga dapat menunjukkan keunikan kamu sebagai seorang UI/UX Designer. Keunikan ini nantinya bisa menjadi pembeda sekaligus nilai tambah di mata calon klien atau recruiter. Untuk menunjukkan hal tersebut bisa melalui berbagai cara. Pertama, kamu bisa tunjukkan ciri khas melalui gaya desain yang konsisten di setiap hasil proyek. Kedua, kamu bisa tunjukkan dari metode riset yang digunakan dalam menyusun UI/UX Design. Misalkan, kamu bisa gunakan metode riset yang belum banyak desainer lainnya gunakan. Ketiga, kamu bisa tunjukkan dari platform yang kamu gunakan untuk menunjukkan portfolio. Misalkan, selain di platform seperti Dribbble dan Behance, kamu bisa membuat website portfolio untuk portfolio yang lebih terlihat profesional.
3. Gunakan Case Study
Dalam merancang UI/UX Design, kamu tidak hanya sekadar mendesain sesuai keinginan tetapi juga didasari dengan alasan dan hasil riset yang jelas. Untuk dapat menunjukkan kemampuan dalam portfolio, kamu butuh untuk membuat case study berdasarkan proyek yang telah kamu kerjakan. Dalam case study, kamu harus benar-benar bisa menjelaskan masalah, metode riset yang digunakan, hingga alasan penerapan desain berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan. Hal itu bertujuan agar calon klien atau recruiter dapat memahami alur berpikir kamu dalam mendesain UI/UX. Perlu diingat, case study tidak harus berdasarkan proyek sungguhan. Jika kamu adalah pemula dan belum pernah memiliki proyek sungguhan, kamu bisa membuat case study khayalan untuk menunjukkan hasil desain UI/UX.
Sobat Skilvul, kamu bisa mulai bangun portfolio UI/UX Design pertama kamu bersama Skilvul loh. Dapatkan kesempatan untuk dibimbing mentor profesional dan case study untuk portfolio kamu melalui program Portfolio Plus . Dalam program ini, kamu akan ditantang untuk memberikan solusi dari permasalahan yang diberikan langsung oleh Bank Jago, perusahaan digital banking yang memiliki beragam fitur menarik di dalam aplikasinya. Bangun portfolio kamu dengan Skilvul dan jadilah talenta digital selanjutnya!